Manusia diciptakan menjadi makhluk sosial. Ia berhubungan dengan orang lain. Dimulai dengan membina hubungan suami istri, melahirkan anak, bergaul dengan anak lain, berteman, bermasyarakat dan seterusnya dan seterusnya....Kita semua saling berhubungan, saling berinteraksi, saling berkomunikasi, saling menerima, saling memberi dan saling membantu serta saling membutuhkan.
Alangkah indahnya kehidupan ini, jika hubungan interaksi ini berjalan dengan mesra. Suami dengan istrinya, ayah dengan anaknya, ibu dengan anaknya, sikecil dengan si sulung, si buyung dengan si upik, sang pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya. Subhanallah........
Bagaimana membuat hubungan tersebut mesra, harmonis dan langgeng? Itulah pertanyaan besar yang harus dijawab.
Semua orang dilahirkan membawa keunikan tersendiri yang beraneka macam. Dari mulai warna kulit, bentuk tubuh, mata, hidung, sampai dengan berbagai sifat kepribadian. Potensi dasar seperti ini Allah SWT berikan agar kita saling mengenal. Pada proses interaksilah tahapan saling mengenal itu terjadi.
Betapa sempurnanya konsep islami yang ada menginformasikan kepada kita tentang sebuah persaudaraan/ikatan. Ada beberapa tahapan yang dilalui mulai dari tahapan mengenal, berlanjut pada tahapan memahami, terus meningkat pada tahapan saling tolong-menolong dan saling memberikan apapun yang terbaik dari kita untuk kita.
Tahapan mengenal berproses dan berjalan seiring waktu kita bersama menjalani kehidupan ini. Semisal sebuah bahtera rumah tangga, tahapan mengenal dimulai dari awal tahun pernikahan kemudian memasuki tahun kedua lalu tahun ketiga. Sang suami mengenal sang istri kelemahan-kelemahannya serta kelebihan-kelebihannya, begitupun sebaliknya. Ikatan terus berproses dan berjalan masuk ke tahap saling memahami. Bagaimana kita mensikapi tahapan ini?
Tentu kita sudah mengenal tentang emotional quotions, interpersonal quotions dan intrapersonal quotions. Kecerdasan-kecerdasan itulah yang merupakan potensi yang harus kita munculkan saat kita memasuki tahapan memahami dalam kita berinteraksi. Emotional quotions adalah ranah emosi yang mestinya bisa kita kontrol saat dihadapi sebuah kejadian yang tidak mengenakan, yang membuat kita tidak nyaman, yang sering dihinggapi rasa kecewa dan seonggok emosi-emosi negatif yang lainnya. Emosi tersebut sering kita alami pada tahapan memahami ini. Bayangkan jika seorang anak usia 4 tahun tatkala sedang bermain dengan anak lainnya, tiba-tiba ia menangis karena temannya merebut mainan kesayangannya. Sebagai seorang dewasa bagaimana kita mengajarkan anak kita belajar untuk bisa memahami pada proses interaksi mereka. Anak itu menangis karena sedih dan marah, maka kenali kepadanya akan perasaannya tersebut. Ajarkan dia untuk bisa memaafkan temannya karena perbuatannya tersebut, juga sebaliknya agar temannyapun diminta untuk meminta maaf dan mengembalikan mainan yang bukan miliknya atau meminta kembali dengan cara yang baik meminjam mainan temannya, tidak dengan merebut. Ini akan berhasil dilakukan oleh orang dewasa kepada mereka saat kondisi emosi negatifnya bisa ditenangkan atau undercontrolled.
Intrapersonal quotions, kecerdasan diri itulah yang berperan juga untuk dapat mengontrol emosi negatif yang sedang melanda untuk kemudian perannya dilakukan oleh interpersonal quotions, kecerdasan berteman, bekerjasama, membangun tim, untuk bisa memaafkan dan meminta maaf. Demikian seterusnya kehidupan ini penuh warna-warni dalam proses berinteraksi kita harus dapat memasuki tahapan memahami ini. Karena disinilah potensi kecerdasan-kecerdasan tersebut terasah dan terlatih, sehingga akan menghasilkan sebuah profile kepribadian kita menjadi semakin menarik.
Akan lebih amazing lagi jika kita juga dapat memasuki tahapan berikutnya yaitu saling tolong menolong dan saling memberi kemanfaatan untuk kita bersama. Semoga ALLAH SWT senantisa memberikan petunjuk dan membimbing langkah kita agar tercipta kehidupan yang penuh irama-irama keharmonisan. Seperti sebuah penggalan syair lagu :
“ Harmony.....Living in the harmony”
Langganan:
Komentar (Atom)
-
Pertanyaan merupakan pintu terbukanya pengetahuan. Melalui pertanyaan, seseorang dapat mencari informasi yang ingin diketahuinya. Dalam ber...
-
Tulisan ini terjemahan dari artikel EDUTOPIA tentang PBL (PROJECT BASED LEARNING) 1. BERIKAN SISWA OTENTIK PERAN DALAM KEGIATAN Si...
-
Tidak terasa sudah lebih dari 9 bulan pembelajaran online berlangsung di semua sekolah. Guru dan siswa banyak mengeluhkan kejenuhan menja...