Senin, 11 Mei 2009

BELAJAR MEMAHAMI............

Manusia diciptakan menjadi makhluk sosial. Ia berhubungan dengan orang lain. Dimulai dengan membina hubungan suami istri, melahirkan anak, bergaul dengan anak lain, berteman, bermasyarakat dan seterusnya dan seterusnya....Kita semua saling berhubungan, saling berinteraksi, saling berkomunikasi, saling menerima, saling memberi dan saling membantu serta saling membutuhkan.
Alangkah indahnya kehidupan ini, jika hubungan interaksi ini berjalan dengan mesra. Suami dengan istrinya, ayah dengan anaknya, ibu dengan anaknya, sikecil dengan si sulung, si buyung dengan si upik, sang pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya. Subhanallah........
Bagaimana membuat hubungan tersebut mesra, harmonis dan langgeng? Itulah pertanyaan besar yang harus dijawab.
Semua orang dilahirkan membawa keunikan tersendiri yang beraneka macam. Dari mulai warna kulit, bentuk tubuh, mata, hidung, sampai dengan berbagai sifat kepribadian. Potensi dasar seperti ini Allah SWT berikan agar kita saling mengenal. Pada proses interaksilah tahapan saling mengenal itu terjadi.
Betapa sempurnanya konsep islami yang ada menginformasikan kepada kita tentang sebuah persaudaraan/ikatan. Ada beberapa tahapan yang dilalui mulai dari tahapan mengenal, berlanjut pada tahapan memahami, terus meningkat pada tahapan saling tolong-menolong dan saling memberikan apapun yang terbaik dari kita untuk kita.
Tahapan mengenal berproses dan berjalan seiring waktu kita bersama menjalani kehidupan ini. Semisal sebuah bahtera rumah tangga, tahapan mengenal dimulai dari awal tahun pernikahan kemudian memasuki tahun kedua lalu tahun ketiga. Sang suami mengenal sang istri kelemahan-kelemahannya serta kelebihan-kelebihannya, begitupun sebaliknya. Ikatan terus berproses dan berjalan masuk ke tahap saling memahami. Bagaimana kita mensikapi tahapan ini?
Tentu kita sudah mengenal tentang emotional quotions, interpersonal quotions dan intrapersonal quotions. Kecerdasan-kecerdasan itulah yang merupakan potensi yang harus kita munculkan saat kita memasuki tahapan memahami dalam kita berinteraksi. Emotional quotions adalah ranah emosi yang mestinya bisa kita kontrol saat dihadapi sebuah kejadian yang tidak mengenakan, yang membuat kita tidak nyaman, yang sering dihinggapi rasa kecewa dan seonggok emosi-emosi negatif yang lainnya. Emosi tersebut sering kita alami pada tahapan memahami ini. Bayangkan jika seorang anak usia 4 tahun tatkala sedang bermain dengan anak lainnya, tiba-tiba ia menangis karena temannya merebut mainan kesayangannya. Sebagai seorang dewasa bagaimana kita mengajarkan anak kita belajar untuk bisa memahami pada proses interaksi mereka. Anak itu menangis karena sedih dan marah, maka kenali kepadanya akan perasaannya tersebut. Ajarkan dia untuk bisa memaafkan temannya karena perbuatannya tersebut, juga sebaliknya agar temannyapun diminta untuk meminta maaf dan mengembalikan mainan yang bukan miliknya atau meminta kembali dengan cara yang baik meminjam mainan temannya, tidak dengan merebut. Ini akan berhasil dilakukan oleh orang dewasa kepada mereka saat kondisi emosi negatifnya bisa ditenangkan atau undercontrolled.
Intrapersonal quotions, kecerdasan diri itulah yang berperan juga untuk dapat mengontrol emosi negatif yang sedang melanda untuk kemudian perannya dilakukan oleh interpersonal quotions, kecerdasan berteman, bekerjasama, membangun tim, untuk bisa memaafkan dan meminta maaf. Demikian seterusnya kehidupan ini penuh warna-warni dalam proses berinteraksi kita harus dapat memasuki tahapan memahami ini. Karena disinilah potensi kecerdasan-kecerdasan tersebut terasah dan terlatih, sehingga akan menghasilkan sebuah profile kepribadian kita menjadi semakin menarik.
Akan lebih amazing lagi jika kita juga dapat memasuki tahapan berikutnya yaitu saling tolong menolong dan saling memberi kemanfaatan untuk kita bersama. Semoga ALLAH SWT senantisa memberikan petunjuk dan membimbing langkah kita agar tercipta kehidupan yang penuh irama-irama keharmonisan. Seperti sebuah penggalan syair lagu :
“ Harmony.....Living in the harmony”

Rabu, 29 April 2009

Bagaimana Mengoptimalkan Otak Anak Anda?

Bagaimana mengoptimalkan otak anak anda dalam belajar?
Manusia memiliki 200 milyar sel otak, yang mampu menampung 100 milyar bit informasi (sekitar 500 ensiklopedia) dan mampu bergerak dengan kecepatan lebih dari 300 mil perjam (lebih cepat dari kereta tercepat saat ini). SUBHANALLAH.......Alangkah canggihnya dan super modernnya Allah menciptakan kita, maka apakah kita sudah bisa menggunakannya dengan optimal?
Perkembangan otak dimulai dari masa kandungan s.d usia kita mencapai 18 tahun. Stimulus yang kita ciptakan akan mengoptimalkan perkembangannya. Jika hal ini dilakukan maka akan lahirlah pelajar-pelajar yang pandai, manusia-manusia pemikir yang memiliki ketrampilan berpikir yang cepat.
Sebagai orang tua, kita dapat persiapkan pembentukan otak anak kita dengan tentunya mengkonsumsi makanan yang baik dan halal sejak janin tumbuh di rahim kita. Dengan demikian kita sudah mempersiapkan pembentukan otak anak kita agar menjadi sehat, dan terhindar dari bahaya-bahaya autisme (kerusakan otak).
Sejak dalam kandungan anak sudah bisa diajarkan membaca, ini dikatakan oleh teori glenndauman dan sudah dibuktikan dengan seorang anak yang usia 2 tahun sudah mampu membaca. Ini dapat terjadi karena usaha yang dilakukan dalam mengoptimalkan perkembangan otaknya. Usaha ini bukanlah sebuah hal yang sulit hanya dibutuhkan waktu dan konsistensi kita melakukannya. Lebih jauh lagi, bacalah artikel *
Otak berfungsi sebagai alat berpikir di dalamnya memiliki salah satu kemampuan memori (mengingat-menghafal). Ada beberapa tahapan yang akan dilalui oleh sebuah informasi yang masuk ke dalam otak kita sehingga bisa menghasilkan daya ingat yang baik. Tahapan pertama informasi akan masuk ke otak memori jangka pendek, yang akan disimpan paling lama 30 detik. Selanjutnya otak akan mengolahnya pada memori kerja. Disini terjadi proses kerja otak yang dipengaruhi oleh stimulus yang terjadi. Jika pada memori kerja tersaringlah informasi yang penting maka akan segera masuk ke otak memori jangka panjang. Sebaliknya jika informasi tersebut dianggap tidak penting maka ia akan masuk ke otak memori perantara, kemudian terlupakan.
Belajar merupakan salah satu cara kita mendapatkan sebuah informasi yang berisi ilmu pengetahuan. Penting kiranya kita mengetahui bagaimana informasi tersebut bisa kita ingat dalam jangka waktu yang lama. APA YANG HARUS KITA LAKUKAN? LALU BAGAIMANA KITA MENYIAPKAN ANAK KITA?
Sebuah informasi akan masuk ke otak memori jangka panjang jika pada memori kerja ditemui proses-proses sebagai berikut :
1. Proses belajar mengoptimalkan panca indera, pendengaran, penglihatan, pengalaman berupa melakukan dan merasakan yang melibatkan emosi. Membangun emosi yang positif sangat penting saat memulai suatu proses belajar.
2. Diantara proses tersebut adalah dengan melakukan relevansi informasi sebuah konsep ilmu pengetahuan dengan konteksnya. Sehingga melahirkan kebermaknaan yang bisa menyampaikan informasi tersebut pada label “informasi penting” dan masuk ke otak memori jangka panjang.
3. Jika informasi masuk kategori informasi tentang keselamatan jiwa dan dilakukan dengan metode simulasi dan role play
4. Proses rehearseal / pengulangan-pengulangan dengan berbagai tekhnik individu maupun kelompok.
Saat kita sedang melakukan proses belajar, kita bisa menggunakan pendengaran kita, dengan suara keras informasi tersebut dibaca berulang sehingga terdengar oleh telinga dan akan mudah untuk dihafal. Kita juga bisa memvariasikannya dengan menggunakan penglihatan kita melalui gambar-gambar yang bisa relevan divisualisasikan diperkaya dengan menggunakan gerak tubuh kita dengan cara berjalan atau melakukan simulasi atau role play. Ini dilakukan agar informasi bisa dan mudah kita ingat. Kita tentunya mengenal istilah Accelerated Learning (AL), nah...gaya seperti diatas menggambarkan cara AL ini. Demikian, kita bisa mengakomodir seluruh gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
Untuk kita yang berprofesi sebagai guru, maka ciptakan proses belajar yang dapat mengajarkan cara belajar kepada murid-murid kita. Dalam memulai sebuah kegiatan kita setting mereka dengan membangun emosi yang positif. Perasaan senang dibangkitkan saat mulai sebuah kegiatan. Kita bisa lakukan dengan games-games ice breaking yang sangat variatif. Kegiatan yang kita ciptakanpun kita setting semenarik mungkin, dengan media-media kreatif yang telah kita persiapkan sebelumnya. Kemudian bisa juga dengan berbagai metode yang dapat mengeksplorasi seluruh potensi indera mereka, seperti eksperiment, presentasi, demonstrasi, dramatisasi, diskusi, games, field-trip, observasi, bernyanyi, menari, refleksi, rehearseal, wawancara dan lain-lain. Akan lebih menarik lagi saat kita ciptakan prakondisi semua murid kita mengetahui apa manfaatnya bagiku /AMBAK jika aku belajar materi ini. Bangun prakondisi dengan scene setting sebelum memulai sebuah kegiatan pembelajaran. Untuk mengajarkan sebuah konsep pembagian kepada murid kelas sekolah dasar, kita bisa ajak mereka role play dengan sebuah cerita fabel yang bisa kita ciptakan. Contoh cerita Kelinci Manis yang Suka Berbagi. Sediakan media-media yang dibutuhkan dan ajak mereka terlibat untuk memainkan perannya masing-masing. Scene setting dengan sebuah cerita tadi dapat menggerakan keingintahuan murid kita sehingga mereka melakukan kegiatan dengan semangat dan antusiasme yang tinggi.
Peran kita sebagai orang tua, memberikan semangat kepada mereka. Katakan bahwa mereka anak-anak yang pintar. Bimbing mereka saat menemui kesulitan untuk memahami sebuah pelajaran. Ajarkan kepada mereka cara belajar. Tanamkan AMBAK, ajak mereka menuliskan informasi pengetahuan yang mereka dapati dan coba dengan merehearseal nya. Berbagai teknik penulisan bisa kita beritahu mereka mulai teknik mindmap, cerita, matriks, dst. Drilling mereka dengan latihan-latihan soal materi yang memerlukan penerapan, seperti matematika, fisika, dll. Begitulah, ini adalah sebuah cara yang mudah. Sekali lagi kata kuncinya adalah sediakan waktu dan konsistenlah! Optimalkan otak mereka sehingga mereka menjadi manusia-manusia yang pintar, pemikir-pemikir yang kreatif dan hamba-hamba ALLAH yang bersyukur.