Cristina Diaz (he is currently a 4th and 5th grade dual-language
teacher in Downers Grove, Ill)
Lakukan (Do) :
1.
Upayakan anak yang belajar di rumah tetap merasakan menjadi
bagian dari kelasnya secara fisik di sekolah.
a. Pastikan
mereka dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang sama
b. Jika perlu ada
bahan2 yang disiapkan untuk melakukan aktivitas, maka berikan kesempatan mereka
mengambilnya di sekolah
c. Anak dapat
mengirim hasil dari aktivitasnya secara elektronik, dan guru mencetaknya dan jadi
bukti fisik aktivitas yang mereka telah kerjakan.
2.
Berikan kesempatan mereka (anak di rumah dan di sekolah)
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Melalui breakout rooms, jamboard,
kahoot, filpgrid. Atau app lainnya yang dapat memfasilitasi kita menjadikan
mereka dalam kelas ini satu komunitas. Komunitas kelas, mereka punya rasa memiliki
dan keterikatan pada komunitasnya ini.
3.
Set ekspektasi yang jelas mereka yang di rumah dan di sekolah.
Misalnya saat di zoom room apa aturannya (menggunakan camera, bagaimana
tingkat partisipasinya, dan bagaimana menjaga keamanannya). Saat di kelas apa
yang mereka siapkan, kapan dan bagaimana mengirimkan tugas-tugas, dst.
4.
Berikan cara yang bervariasi untuk anak yang belajar dari
rumah untuk memperlihatkan bahwa mereka terlibat penuh selama proses
pembelajaran. Jangan menganggap karena mereka off camera, mereka tidak
ada. Mereka dapat didorong agar dapat unmute, gunakan kolom chat,
gunakan reaction dan hand signal untuk berbicara.
5.
Ciptakan kreativitas dalam melakukan rutinitas mengawali
hari melakukan kegiatan yang sama. Anak merasakan adanya rutinitas tersebut dan
stabilitas dalam melakukan hal tersebut. Contoh rutinitas tersebut :
a. Buat satu
pertanyaan saat mengabsen anak, kemudian anak menjawab pertanyaan tersebut.
b. Mulai hari
dengan sapaan yang menyenangkan (fun greeting) atau class meeting (circle
time) di pagi hari
c. Ada review jadwal
setiap harinya
d. Ada petugas
kelas (penyapa, pengabsen, pemonitor chat, co host untuk hari ini, dst)
6.
Teknologi support di kelas
Saya
memastikan anak-anak di rumah dan di sekolah melihat hal yang sama saat saya
mengajar. Anak yang di rumah bisa lihat di papan tulis, anak yang di rumah bisa
melihat di zoom screen, dan speaker. Sehingga jika anak di rumah
bicara, anak di sekolah dapat mendengarnya.
7.
Gunakan device ke 2 untuk memfasilitasi anak di
rumah melihat kelas nya. Melalui screen
kedua tersebut, anak di rumah bisa lihat kelasnya, dan anak yang di kelas
bisa lihat mereka yang di rumah.
8.
Perlu buat perayaan-perayaan kecil di kelas dengan
anak-anak (seperti birthday, selesai melakukan kegiatan, atau ada
kejuaraan2, ada kegiatan spirit day, atau class rewards
9.
Buat kesempatan untuk melakukan virtual fieldtrip,
ambil dari tawaran-tawaran dari website, museum, atau anak-anak sendiri
yang memilih dan mengorganisasikannya.
Jangan Lakukan (Don’t)
1.
Jangan berekspektasi mengikuti pacing yang sama saat melakukan
di tahun yang lalu. Semua dapat berjalan lebih lama, dan itu ok saja.
2.
Jangan bersikap terlalu keras kepada diri juga ke
anak-anak. Berterimakasih selalu pada diri dan anak-anak, jangan mudah kecil
hati dan jangan jadikan personally saat melakukan kesalahan, karena kondisi ini
suatu yang baru, bagi diri kita dan anak-anak.
3.
Jangan lupa mengatur unmute or mute sebagai guru (saya
masih suka lupa)
4.
Jangan paksakan untuk hal yang belum dikuasai karena
ingin mencontoh guru yang lain yang telah bisa. Pelajari terlebih dahulu. 2 atau
3 app yang kita kuasai dan anak-anak juga kuasai sudah bagus.
5. Jangan lupa untuk jaga kesehatan mental diri sendiri. Mengajar dengan cara seperti ini tidaklah mudah, lakukan refreshing, tetaplah aktif, habiskan waktu dengan keluarga, tinggalkan tugas-tugas sekolah di tempatnya. Penting dilakukan agar kita dapat merecharge diri sehingga dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita.
Refernsi : https://www.edweek.org/teaching-learning/opinion-strategies-for-teaching-students-online-face-to-face-at-the-same-time/2021/02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar