Penilaian Formatif Bukan Hanya Dalam Bentuk Tes Tulis. Bisakah?
7 Cara melakukan Penilaian Formatif Pada Kelas Virtual
Tes
dengan cara langsung sangat menarik dan menjadi tantangan untuk siswa karena mereka
menjawab melalui platform yang digunakan saat kelas virtual (online)
tersebut. Inilah metode-metode yang digunakan guru melakukan penilaian formatif
yang secara kontinue diberikan kepada siswanya di kelas, yang bertujuan agar
guru dapat merencanakan pembelajaran berikutnya berdasarkan pencapaian
kemampuan siswa yang diketahui melalui penilaian ini.
Seorang
Direktur IT di Albany Georgia, Vicki Davis menegaskan bahwa, “guru yang baik di
setiap pelajaran akan menyesuaikan pembelajarannya mulai dari pengetahuan yang
dimiliki siswa.” Penegasan diatas menunjukkan akan betapa pentingnya penilaian
formatif dilakukan di kelas.
Untuk
variasi app yang dapat disarankan agar digunakan guru untuk melaksanakan
penilaian formatif diantaranya Nearpod. Kuis pendek, poling, survei
dan games dapat digunakan melalui Nearpod untuk keperluan cek
pemahaman siswanya sebelum mengajarkan konsep selanjutnya. Jangan menggunakan
terlalu banyak app sehingga siswa menjadi bingung. Gunakanlah 2 sampai 3
tool paling banyak, yang sesuai dengan tujuan pembelajarannya yang akan
dicapai. Sesekali penting tidak melalui tools tersebut, namun lakukan
komunikasi langsung one on one untuk mengetahui kemampuan mereka, dan
ini membuat siswa merasa lebih baik menerimanya. “Dalam kelas virtual, guru dan siswa berada jauh tidak saling
bertemu di kelas seperti biasanya, sehingga dirasakan terisolasi dari
sekelilingnya. Maka dengan adanya jadwal guru bertemu secara personal dengan
siswanya one on one, akan membuat suasana yang lebih sosial interaction
sehingga guru bisa memberikan penilaian kepada siswanya dan juga memberikan feedback
atas hasil belajarnya (Andrew Miller, director of teaching and
learning at the Singapore American School)
Beberapa
metode dan tools yang bisa digunakan untuk penilaian formative secara virtual
1.
Dipstick
Penilaian formative bisa diberikan
secara informally saat sessi opening kelas sebelum masuk pelajaran yang baru.
Soal-soal pendek, cepat, cek (short-quickly-check) ditanyakan langsung kepada
siswa. Kemudian secara cepat di respon melalui cara klik Thumbs-up/thumbs-down, hand signals, atau simbul-simbul lain yang mungkin. dimanfaatkan
oleh guru dalam kelas virtual misalnya di Zoom app. Atau dengan
memberikan sticky note atau potongan kertas untuk menjawab. Percakapan
guru dan siswa di opening ini dapat juga guru posting pertanyaan yang “lucu”
untuk mendorong keterlibatan siswa (engegement). Teknik lain dalam menjawab
dapat menggunakan rentang angka 1-5 yang menunjukkan pada penguasaan siswa
dalam konsep sudah diajarkan. Atau dengan simbul warna, hijau artinya ok saya
sudah paham, kuning artinya jelaskan materi berikuntya pelan-pelan, saya baru
paham sedikit, dan merah artinya saya belum paham, jangan lanjut dulu ke materi
berikutnya.
2. Digital Journals dan One Pagers
Penilaian formatif yang disajikan dalam
bentuk journal diisi oleh siswa dengan pemahaman mereka terhadap konsep yang
sudah diajarkan. Metode KWL atau 3,2,1 digunakan pada journal tersebut. K ( Know)
artinya apa yang sudah kalian tahu, W
(What ) artinya apa yang ingin kalian tahu, dan L (Learn) artinya apa yang
telah kamu pelajari. Ini metode KWL. Untuk metode 3,2,1 adalah 3 artinya
temukan 3 hal yang kamu pahami, 2 artinya temukan 2 hal yang kamu suka (tertarik),
1 artinya temukan 1 hal yang tidak kamu pahami. “Journal Jot” dinamakannya, dengan
tools Google Doc atau Blockboard Platform, direkomendasikan oleh Rebecca Alber,
Profesor Edukasi di Los Angeles California. Sebaiknya dilaksanakan pada saat refleksi
yang dilakukan di kelas, dan secara personal juga bisa dilaksanakan khusus siswa
yang sekiranya memerlukan waktu yang lebih lama untuk memahami pembelajaran,
rekfkesi yang dilakukan secara one on one agar lebih menggali kesulitan
siswa tersebut. Guru dapat juga meminta siswa menuliskan materi inti,
pertanyaan-pertanyaan atau ide tentang materi tsb sebanyak 1 halaman yang
divariasikan dalam satu seni visual (gambar atau photo) yang mereka suka. Mereka
melakukannya dengan bantuan teknologi seperti canva, atau google slide. Ini dinamakan One Pagers inovasi tool
teknologi yang ditemukan oleh Jill Fletcher, seorang koordinator kurikulum di
Kapolei, Hawaii.
3.
Elevator
Pitches and Tweets
Ajak siswa menuliskan kesimpulan, membuat
sebuah sintesa pelajaran yang telah
mereka ikuti 2 menit pada saat live time kelas virtual menggunakan google doc,
atau chat box, atau virtual board lainnya seperti Padlet. Dapat juga
secara verbal langsung di kelas. Yaitu dengan meminta volunteer perwakilan
siswa untuk melakukan elevator pitch yaitu memberikan kesimpulan dari pelajaran
yang telah dipahami, yang disampaikan secara lisan selama maksimal 60 detik. Bahkan
Matt Levinson, seorang Princial di Seatle Washington, menyarankan siswa
menuliskan kesimpulan pelajarannya di telegram atau twitter dan di posting dengan
memuat kata-kata yang terbatas.
4.
Square,
Triangle, Circle
Ajak siswa memberikan penilaian dengan menjawab
pertanyaan yang telah dituliskan di dalam kertas yang berbentuk :
Square à Topik apa yang sudah kalian pahami?
Tuliskan di dalam kotak triangle tersebut
Triangle à 3 Topik apa yang belum dipahami? Tuliskan
di ketiga titik sudut triangle tersebut
Circle à Topik mana yang masih kalian pikirkan
dan masih sedikit bingung, dan dapat didiskusikan kepada guru?
Teknis kegiatannya :
Pada pembelajaran asynchronous, siswa
dapat menuliskan penilaian pemahaman mereka secara online pada dokumen latihan
refleksi melalui platform apa saja yang diketahui. Tapi saat pembelajaran synchronous
melalui live video, dapat menggunakan breakout room. Siswa dibagi per kelompok,
dan sebelumnya siswa diminta memilih 1 bentuk dari 3 bentuk tersebut, kemudian
berkelompok sesuai dengan bentuk yang dipilihnya. Mereka mendiskusikan penilian
pemahaman yang mereka telah tuliskan kemudian menshare lagi ke kelompok
kelas besar sebagai penutup.
5.
Art
Asesment
Yaitu seperti mind-map, sketsa, kolase
masih dapat digunakan secara virtual, juga seni dalam bentuk lain seperti musik
atau drama apa yang mereka pahami tentang sebuah konsep. Seperti ;
a. membuat iklan untuk mendeskripsikan dan
memeasarkan sebuah konsep
b. menggambar komik yang mencatat peristiwa
dalam materi sejarah, atau mencatat sebuh prinsip ilmiah dalam materi sains.
c. menulis lagu, puisi atau memerankan satu
bab dari sebuah buku menjadi sebuah drama.
d. merekam suara, membuat podcast, memotret
apa yang sedang dikerjakan atau hasil karya dan diupload dan dishare secara
virtual mengunakan platform apapun.
6.
Peer
to Peer Evaluation
Merupakan salah satu bentuk evaluasi
yang mendorong interaksi dan relationship antar siswa satu dengan yang lainnya.
Ajak mereka terkoneksi dengan teman-temannya untuk saling memberikan feedback
atas pemahaman pelajaran tertentu. Setiap minggu dapat diberikan teman virtual
mereka atau minta mereka berpasangan satu sama lain dan saling terkoneksi untuk
memberikan penilaian dan mengecek pemahaman satu dengan yang lainnya. Gunakan
break out room di zoom atau platform lainnya di kelas virtualnya. Lakukan peer
evaluation terhadap sebuah tugas yang telah selesai mereka kerjakan satu sama lain,
di monitor juga oleh guru pelaksanaannya. Atau bisa juga meminta mereka merekan
melalui audio atau video dan dikirim ke guru agar dapat di review. Kegiatan ini
dapat dilakukan kelas asynchronous melalui google classroom. Di dalam kelas syncronous
dapat digunakan metode talkshow panel. Misalnya dalam pelajaran sejarah. Tentang
perang dunia ke II. Pilih 3 atau 4 siswa untuk merepresentasikan dan menirukan leaders
dari negara yang berbeda dan minta mereka mengkomunikasikan dan mendiskusikan
ide mereka di depan kawan-kawannya serta berikan kesempatan siswa lainnya
memberikan pertanyaan untuk melatih thinking skill mereka. Berikan rubrik untuk
semua siswa menilai kawannya dalam kegiatan talkshow panel tersebut.
7.
Virtual
Exit Ticket
Dilaksanakan di akhir sessi dengan
memberikan pernyataan atau pertanyaan yang dituliskan pada google doc.
Siswa menjawab dan melaksanakan perintah tersebut secara pribadi langsung ke
guru. Namun dapat juga dilaksanakan secara klasikal, sehingga siswa satu dengan
yang lainnya dapat melihat, memberikan komentar dan juga saling memberikan
tanggapan.
Gunakan open ended pernyataan/pertanyaan
seperti di bawah ini agar dapat mendorong thinking skill siswa :
a. Saya menemui hal yang paling menarik
hari ini, yaitu..
b. Hari ini saya merasa berat karena....
c. Apa yang kamu pahami dengan baik?
d. Hal apa yang masih membingungkan? Membuat
kamu pusing?
e. Adakah sesuatu yang tidak saya ketahui
dari kalian?
f. Apa yang kamu pikir penting 3 tahun dari
sekarang?
g. Bagaimana hubungan materi ini dengan
pelajaran sebelumnya?
h. Cara yang berbeda seperti apa yang telah kamu lakukan hari ini?
Sumber asli : https://www.edutopia.org/article/7-ways-do-formative-assessments-your-virtual-classroom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar