Kamis, 22 April 2021

5 Tips Agar Anak Merasakan OK Saat Kembali Ke Sekolah

 


Pendidik dapat melakukan cara sederhana untuk membantu mereka merasa OK saat mereka kembali masuk kelas

Setelah setahun lebih ini sekolah tutup karena kondisi pandemi COVID 19,  saatnya anak akan memasuki sekolah kembali di tahun pelajaran mendatang di bulan Juli 2021.

Keadaan mereka saat menjalankan pembelajaran online perlu di cek, bagaimana perasaannya, bagaimana kesiapannya untuk kembali ke sekolah lagi.

5 tips berikut dapat dilakukan :

1.     Set the stage (Memulai)

Komunitas kelas dan keterlibatan anak perlu dimulai dilakukan pendidik yaitu pertama gali pengalaman anak melalui percakapan-percakapan yang membangun kebersamaan dan jangan lupa ciptakan percakapan yang tetap menghargai mereka, penuh keterbukaan dan menujukan kolaborasi yang baik di antara anggota kelas. Tunjukkan kamu ada, kita semua ada, saling support, menghargai satu sama lain, dan pengakuan tentang pengalaman pengalaman yang mereka ceritakan. Kemudian berikutnya rasakan tumbuhnya keterikatan anak yang semakin meningkat pada kelasnya.

2.     Know that the only way out is through (ketahuilah melalui masa satu-satunya jalan keluar). Pembelajaran dari rumah sudah dilewati dalam waktu yang tidak pendek, oleh karenanya selain pengalaman-pengalaman ini perlu digali, perlu juga dilakukan percakapan-percakapan yang menggali tentang kekhawatiran dan harapan akankah kita bisa terus maju. Percakapan ini dilakukan sehingga tercipta ruang untuk kita bangun komunitas bersama-sama. Beberapa contoh pertanyaan untuk memulai percakapan ini sebagai berikut :

a.     Rasakan dan dengarkan serta pikirkanlah apa yang paling berat  dan yang paling disukai saat pembelajaran dari rumah?

b.     Rasakan dan dengarkan serta pikirkanlah apa yang paling dikhawatirkan saat kalian kembali belajar di kelas?

c.     Rasakan dan dengarkan serta pikirkanlah apa yang menjadi harapan kalian saat kembali belajar di kelas?

d.     Hal apa saja kira2 yang membuat kalian aman saat kalian pindah belajar di kelas?

e.     Siapa kira-kira orang yang dapat kalian temui untuk membantu saat kalian membutuhkan?

f.      Apa saja cara untuk mendukung orang-orang di sekitar kalian?

3.     Have students take an emotional temperature check (Berikan kesempatan anak mengecek temperatur emosinya). Saat kita membantu anak menamakan emosinya, maka hal tersebut akan lebih memberikan kontrol pada diri mereka terhadap situasi yang mereka hadapi, terutama situasi yang menunculkan emosi yang berat dan besar. Ketika anak mengetahui emosi yang sedang dirasakan, maka akan lebih mudah baginya untuk menerma emosi tersebut dan mengelolanya dan akhirnya merespon situasi menjadi lebih baik.

Tujuan kegiatan emotional temparature check adalah :

a)     Anak dapat menamakan emosinya sesingkat mungkin

b)    Anak dapat menerima emosinya saat itu dan mengkontrolnya dengan baik

Beberapa item check dengan model berikut :

A.    Model nuansa :

a)     Sedih atau sedang tersinggung?

b)    Senang atau sedang bersemangat?

c)     Sedang bercampur aduk emosimu?

d)    Mungkin sedang takut sekaligus semangat?

B.    Lakukan dengan berbagai cara baik secara langsung maupun tulisan untuk menghargai cara mereka mengekspresikan dan melaksanakan proses kegiatan ini. Mereka ada yang memilih bisa langsung mengekspresikan secara klasikal ada juga yang membutuhkan waktu untuk memikirkannya dan menuliskannya terlebih dahulu secara privasi kemudian membicarakannya secara one-on-one.

C.    Lakukan juga dengan berbagai kreatifitas seni sebagai space buat anak mengeksplor emosi mereka, seperti membuat kolase, mengecat, membuat meme, memahat, dll

4.     Guide students to do  a brain body scan (Bimbing mereka melakukan Scanning Pikiran dan Tubuh )

Saat anak tiba di sekolah dan diketahui mereka mengalami stress karena mungkin pembelajaran yang belum mereka kuasai atau tugas-tugas yang mereka belum selesaikan. Maka sebagai pendidik apa yang kita lakukan? Yang kita lakukan adalah bimbing mereka dan minta mereka melakukan kegiatan scanning pikiran (otak) dan tubuh. Mengapa? Kegiatan scanning ini memberikan kesempatan anak memperhatikan tubuhnya dari kepala sampai mata kaki. Mereka diajak merasakan apa yang sedang terjadi pada pikirannnya dan tubuhnya. Tarik nafas yang dalam dan atur nafas nya dengan baik dan berikan pertanyaan-pertanyaan ini :

a.     Bagaimana konsentrasi saya saat ini?

b.     Apa yang terasa pada kepala saya? Pada perut saya?

c.     Bagaimana energi saya? Sedang drop atau on?

d.     Apa sih yang saya perlu kerjaan sekarang?

e.     Apa saya lapar atau haus?

Pikiran dan tubuh kita dapat memberitahukan apa yang sedang kita butuhkan dengan hanya kita dengarkan saja.  Kita perlu pencet button apa saja pada bagian tubuh kita dan mulai tanyakan dan dengarkan. Tarik nafas dalam, berdiri dan jalan berkeliling, minum segelas air, pergi keluar dengan udara yang fresh, lakukan streching dan atau dengarkan lagu-lagu atau musik-musik yang disukai.

Kemudian berikan space anak untuk masuk pada kondisi OK mereka sebagai respon terhadap apa yang telah mereka dengarkan dari pikiran dan tubuh mereka.

5.     Set up a Choice Board Focused on Wellness (Setting Choice Borad yang berfokus pada menciptakan kondisi OK pada anak)

Seperti contoh choice board di bawah ini : Anak diminta memilih kegiatan yang disukai untuk menciptakan kondisi OK pada diri mereka. Ini merupakan latihan strategi untuk memproses memunculkan kondisi OK pada diri mereka, sebagai salah satu Strategi Kesehatan Mental yang penting diajarkan kepada anak. Choice board ini bisa diadaptasi untuk level mana saja.



terjemahan dari : 

            https://www.edutopia.org/article/5-tips-center-student-wellness-during-school-reentry

         By Kathryn Fishman-WeaverStephanie Walter


Tidak ada komentar:

Posting Komentar