Pendidik dapat melakukan cara sederhana untuk membantu mereka merasa OK saat mereka kembali masuk kelas
Setelah setahun lebih ini sekolah tutup karena kondisi pandemi COVID
19, saatnya anak akan memasuki sekolah
kembali di tahun pelajaran mendatang di bulan Juli 2021.
Keadaan mereka saat menjalankan pembelajaran online perlu di cek, bagaimana
perasaannya, bagaimana kesiapannya untuk kembali ke sekolah lagi.
5 tips berikut dapat dilakukan :
1.
Set the stage
(Memulai)
Komunitas kelas dan keterlibatan anak perlu
dimulai dilakukan pendidik yaitu pertama gali pengalaman anak melalui
percakapan-percakapan yang membangun kebersamaan dan jangan lupa ciptakan
percakapan yang tetap menghargai mereka, penuh keterbukaan dan menujukan
kolaborasi yang baik di antara anggota kelas. Tunjukkan kamu ada, kita semua
ada, saling support, menghargai satu sama lain, dan pengakuan tentang
pengalaman pengalaman yang mereka ceritakan. Kemudian berikutnya rasakan
tumbuhnya keterikatan anak yang semakin meningkat pada kelasnya.
2.
Know that the only way out is through (ketahuilah melalui masa satu-satunya jalan
keluar). Pembelajaran dari rumah sudah dilewati dalam waktu yang tidak pendek,
oleh karenanya selain pengalaman-pengalaman ini perlu digali, perlu juga
dilakukan percakapan-percakapan yang menggali tentang kekhawatiran dan harapan
akankah kita bisa terus maju. Percakapan ini dilakukan sehingga tercipta ruang
untuk kita bangun komunitas bersama-sama. Beberapa contoh pertanyaan untuk
memulai percakapan ini sebagai berikut :
a. Rasakan dan dengarkan serta pikirkanlah
apa yang paling berat dan yang paling
disukai saat pembelajaran dari rumah?
b. Rasakan dan dengarkan serta pikirkanlah
apa yang paling dikhawatirkan saat kalian kembali belajar di kelas?
c. Rasakan dan dengarkan serta pikirkanlah
apa yang menjadi harapan kalian saat kembali belajar di kelas?
d. Hal apa saja kira2 yang membuat kalian
aman saat kalian pindah belajar di kelas?
e. Siapa kira-kira orang yang dapat kalian
temui untuk membantu saat kalian membutuhkan?
f. Apa saja cara untuk mendukung orang-orang
di sekitar kalian?
3.
Have
students take an emotional temperature check (Berikan kesempatan anak mengecek
temperatur emosinya). Saat kita membantu anak menamakan emosinya, maka hal
tersebut akan lebih memberikan kontrol pada diri mereka terhadap situasi yang
mereka hadapi, terutama situasi yang menunculkan emosi yang berat dan besar. Ketika
anak mengetahui emosi yang sedang dirasakan, maka akan lebih mudah baginya
untuk menerma emosi tersebut dan mengelolanya dan akhirnya merespon situasi
menjadi lebih baik.
Tujuan kegiatan emotional temparature check adalah
:
a) Anak dapat menamakan emosinya sesingkat
mungkin
b) Anak dapat menerima emosinya saat itu dan
mengkontrolnya dengan baik
Beberapa item check dengan model berikut :
A. Model nuansa :
a) Sedih atau sedang tersinggung?
b) Senang atau sedang bersemangat?
c) Sedang bercampur aduk emosimu?
d) Mungkin sedang takut sekaligus semangat?
B. Lakukan dengan berbagai cara baik secara
langsung maupun tulisan untuk menghargai cara mereka mengekspresikan dan
melaksanakan proses kegiatan ini. Mereka ada yang memilih bisa langsung
mengekspresikan secara klasikal ada juga yang membutuhkan waktu untuk
memikirkannya dan menuliskannya terlebih dahulu secara privasi kemudian
membicarakannya secara one-on-one.
C. Lakukan juga dengan berbagai kreatifitas
seni sebagai space buat anak mengeksplor emosi mereka, seperti membuat kolase, mengecat,
membuat meme, memahat, dll
4.
Guide
students to do a brain body scan
(Bimbing mereka melakukan Scanning Pikiran dan Tubuh )
Saat anak tiba di sekolah dan diketahui mereka
mengalami stress karena mungkin pembelajaran yang belum mereka kuasai atau
tugas-tugas yang mereka belum selesaikan. Maka sebagai pendidik apa yang kita
lakukan? Yang kita lakukan adalah bimbing mereka dan minta mereka melakukan
kegiatan scanning pikiran (otak) dan tubuh. Mengapa? Kegiatan scanning ini
memberikan kesempatan anak memperhatikan tubuhnya dari kepala sampai mata kaki.
Mereka diajak merasakan apa yang sedang terjadi pada pikirannnya dan tubuhnya. Tarik
nafas yang dalam dan atur nafas nya dengan baik dan berikan
pertanyaan-pertanyaan ini :
a. Bagaimana konsentrasi saya saat ini?
b. Apa yang terasa pada kepala saya? Pada
perut saya?
c. Bagaimana energi saya? Sedang drop atau
on?
d. Apa sih yang saya perlu kerjaan sekarang?
e. Apa saya lapar atau haus?
Pikiran dan tubuh kita dapat memberitahukan apa
yang sedang kita butuhkan dengan hanya kita dengarkan saja. Kita perlu pencet button apa saja pada bagian
tubuh kita dan mulai tanyakan dan dengarkan. Tarik nafas dalam, berdiri dan
jalan berkeliling, minum segelas air, pergi keluar dengan udara yang fresh,
lakukan streching dan atau dengarkan lagu-lagu atau musik-musik yang disukai.
Kemudian berikan space anak untuk masuk pada
kondisi OK mereka sebagai respon terhadap apa yang telah mereka dengarkan dari
pikiran dan tubuh mereka.
5.
Set
up a Choice Board Focused on Wellness (Setting Choice Borad yang berfokus pada
menciptakan kondisi OK pada anak)
Seperti contoh choice board di bawah ini : Anak diminta memilih kegiatan
yang disukai untuk menciptakan kondisi OK pada diri mereka. Ini merupakan
latihan strategi untuk memproses memunculkan kondisi OK pada diri mereka,
sebagai salah satu Strategi Kesehatan Mental yang penting diajarkan kepada
anak. Choice board ini bisa diadaptasi untuk level mana saja.
terjemahan dari :
https://www.edutopia.org/article/5-tips-center-student-wellness-during-school-reentry
By Kathryn Fishman-Weaver, Stephanie Walter


Tidak ada komentar:
Posting Komentar