Sabtu, 05 Juni 2021

2 TIPS MENDORONG ANAK SUKSES PADA PTM

 

Masa pandemi Covid 19 masih berlangsung hingga saat ini, sekolah tutup sejak bulan  Maret tahun 2020 yang lalu dan pembelajaran dilakukan melalui daring. Namun sejak awal April yang lalu telah mulai diuji coba kan pembelajaran tatap muka di beberapa daerah di Indonesia ini, dengan menerapkan beberapa ketentuan yang ditetapkan tentang protokol kesehatan untuk menghindari adanya penyebaran Covid 19 di cluster sekolah. Uji coba akan berlanjut di bulan Juni ini untuk mempersiapkan sekolah memasuki Tahun Pelajaran 2021-2022 di bulan Juli mendatang. Pembelajaran tatap muka ini mensyaratkan beberapa hal yaitu jadwal tatap muka sepekan 3 kali secara bergantian (50% anak belajar tatap muka, 50% anak belajar dari rumah), setting kelas diatur dengan jarak duduk 1,5 meter, dan wajib menggunakan masker,  serta aturan kesiapan fisik (lingkungan sekolah) terkait dengan tatanan norma baru pada masyarakat, selain dari penerapan kurikulum darurat di sekolah. Pemerintah kita telah benar-benar akan menerapkan pembelajaran tatap muka bertahap, sekolah akan sudah mulai di buka di bulan Juli mendatang.

Bagaimana respon masyarakat mendengar berita ini? Menurut hasil evaluasi dari uji coba tatap muka tersebut masih adanya ketidakdisiplinan anak dan guru dalam hal penggunaan masker, dan masih terjadi kerumunan saat bertemu. Oleh karenanya kondisi ini mengkhawatirkan sebagian masyarakat sehingga mengambil keputusan tidak mengizinkan anaknya untuk belajar tatap muka. Berdasarkan hasil Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI)  mendapati bahwa sebanyak 75,8% publik setuju jika pembelajaran tatap muka segera dibuka. Sementara 20,6% mengatakan tidak setuju dan 3,6% mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.[1]   Bagaimana dengan anak-anak? Ada anak yang belum berani  untuk belajar tatap muka, dan banyak yang senang, ingin segera belajar tatap muka, bertemu dengan teman-teman dan guru-guru mereka walau tetap ada rasa kekhawatiran akan terkena Covid 19.

Sebenarnya, apa yang menjadi pertimbangan Pemerintah sehingga mengeluarkan kebijakan pembelajaran tatap muka dapat dilakukan di awal Tahun Pelajaran 2021-2022 bulan Juli ini? Pertimbangan tersebut diantaranya beberapa kendala penyelenggaraan pembelajaran daring yang dilakukan sekolah, yaitu internet yang tidak lancar, paket data yang kehabisan, daerah yang belum masuk sambungan internet, guru yang belum menguasai pembelajaran secara digital, dan yang paling dikhawatirkan semakin meningkatnya learning loss yang terjadi pada anak dalam penguasaan kompetensi yang dibelajarkan melalui pembelajaran daring. Kondisi ini tidak hanya terjadi di negara kita bahkan hampir di seluruh dunia. Anak mengalami penurunan kemampuan baik secara kognitif, afektif dan psikomotor. Perkembangan emosi dan psikologi terganggu karena tidak adanya interaksi sosial. Akhirnya menyebabkan kesiapan memasuki dunia kerja pun akan mengalami gangguan karena kompetensi yang menurun.

Sebagai pendidik, baik pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran jarak jauh yang akan dilaksanakan, maka tetap harus mempersiapkan peningkatan kompetensi mengajar dan penguasaan manajemen kelas kita agar anak mendapatkan pembelajaran yang bermakna yang dapat menumbuhkembangkan potensi mereka, apalagi kondisi learning loss pada anak sudah mengancam di depan mata kita.

Apa saja yang dipersiapkan untuk menyambut anak-anak nanti di kelas kita bila sekolah di buka? Dua  tips berikut ini dapat diperhatikan yaitu :

1.       Cek kondisi emosi /mental kita sebagai pendidik dan anak kita. 

Selama masa pandemi Covid 19 ini kondisi ketidakpastian sudah mengganggu kesehatan mental kita semua, kita sebagai pendidik maupun anak sebagai pembelajar. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal pada anak diperlukan mengakses rasa senang, rasa semangat, rasa nyaman dan aman  yang tentunya bisa kita berikan saat kondisi kita pun sebagai pendidik mempunyai state of mind yang sama.  State of mind senang, semangat, ceria, nyaman dan aman akan memunculkan proses kreatif yang diperlukan pada saat pembelajaran berlangsung. Sama halnya kita sebagai pendidik, ide-ide kreatif dalam perencanaan pembelajaran akan mudah ditemui saat kita mengakses state of mind ini.

Kathryn Fishman-Weaver, seorang Director of Academic Affairs and Engagement, Mizzou K–12, California dalam sebuah artikel tentang pembelajaran sosial dan emosi (Social and Emotional Learning/ESL)[2] menyebutkan 5 Tips yang dapat dilakukan oleh kita sebagai pendidik yaitu :

Ø  Set the stage : Buatlah suasana kelas yang aman dan nyaman untuk anak. Penuh rasa senang, saling memiliki, saling menghargai, saling menyayangi, saling support sebagai  sebuah komunitas kelas yang kuat dan tingkatkan engagement di antara mereka dengan cara banyak melakukan percakapan-percakapan yang menumbuhkan kedekatan diantara mereka. Temukan dan setting ruang dan waktu untuk kegiatan ini.

Ø  Mengajarkan belief “the only way out is through Diantara topik yang dapat diobrolkan dalam percakapan di atas dengan mereka adalah seputar pengalaman mereka setahun lalu mengikuti pembelajaran jarak jauh. Seperti apa yang paling susah dan yang paling mudah dialami saat PJJ, apakah masuk Tatap Muka ini muncul kekhawatiran, apa yang menjadi harapan di kelas Tatap Muka ini, kira-kira apa yang membuat merasa aman, senang, semangat, ceria saat PTM ini, dst. Tujuan besarnya kegiatan ini adalah mendorong tumbuhnya rasa kebersamaan dalam sebuah komunitas kelas yang kuat. Belief yang diajarkan adalah “the only way out is through”

Ø  Cek temperatur emosi.  Salah satu cara mengenalkan macam-macam emosi pada anak. Di sesi pembukaan pembelajaran bisa diajukan pilihan ke anak, misalnya senang, sedih, semangat, takut, atau dua emosi sekaligus.  Dapat dielaborasi lagi dengan menuliskan jurnal tentang apa yang mereka rasakan, melukiskan melalui gambar, sketsa dst atau perlu pendekatan personal untuk anak-anak yang khusus. Tujuan dari kegiatan ini anak dapat menamakan emosi yang sedang dirasakan dan dapat mengatasinya.

Ø  Lakukan Brain Body Scan. Tarik nafas dalam, dengarkan apa yang sedang dirasakan oleh tubuh anak kita. Mungkin sedang merasa takut, sedang merasa kuatir, atau memang merasa senang. Lakukan streching, jalan-jalan keluar menghirup udara segar atau menghangatkan tubuh dengan sinar matahari pagi. Lakukanlah apa yang sedang tubuh anak kita perlukan, sampai kondisi mereka kembali OK untuk dapat berkonsentrasi lagi mengikuti proses pembelajaran. Lakukan ini setiap break session setiap hari

Ø  Student Wellnes Choice Board. Ini adalah salah satu kegiatan pilihan dalam board yang dapat diberikan kepada anak untuk menumbuhkan kondisi OK (nyaman, senang, aman, semangat, ceria) sehingga dapat masuk kegiatan pembelajaran dengan baik

2.    Siapkan pembelajaran efektif untuk sessi tatap muka maupun sessi online.

Perencanaan pembelajaran penting dilakukan dengan cermat oleh pendidik. Memperhatikan kondisi learning loss yang saat ini terjadi menjadi konsideran yang penting, sehingga perencanaan yang baik didahului dengan pemetaan kompetensi pada anak. Berikan kepada mereka diagnotis asessment sebelum sebuah konsep baru dipelajari mereka.

diagnostic assessment is a form of pre-assessment where teachers can evaluate students’ strengths, weaknesses, knowledge and skills before their instruction.diagnostic assessment refers to an assignment written at the beginning and end of a course.[3]

Dengan diagnostic assesment maka dapat diketahui apa yang sudah anak pahami (kekuatan mereka) apa yang belum meraka kuasai (kelemahan mereka) dari kompetensi (pengetahuan, keterampilan) yang telah dipelajari sebelumnya. “Good teachers in every subject will adjust their teaching based on what students know at each point,” [4] Seorang Direktur IT di Albany Georgia, Vicki Davis menegaskan tentang pendidik yang bagus akan menyesuaikan pembelajarannya berdasarkan atas pengetahuan yang telah anak ketahui. Sehingga mereka akan melakukan perencanaan berdasarkan hasil asessment ini kemudian melakukan pembelajaran dengan learning objective yang ditetapkan berdasarkan kompetensi dalam kurikulum. Kemudian setelah pembelajaran, berikan kembali diagnostic assesment. Adakah progress yang dicapai anak setelah pembelajaran dilakukan. Untuk selanjutnya pembelajaran berproses sampai anak mencapai ketuntasan kompetensi mereka, dan lakukan assesment for learning, not learning for assesment.  Penilaian untuk pembelajaran agar anak mencapai kompetensi yang diharapkan secara berkesinambungan, bukan pembelajaran untuk penilaian sehingga anak hanya melakukan pembelajaran untuk dinilai. Penilaian untuk pembelajaran yang sukses menghasilkan kemajuan kompetensi anak yang semakin meningkat dan berkesinambungan. Successful Assessment for Learning strategies result in improved learner progress on a continual basis.[5] Untuk teknik-teknik penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran dapat menggunakan tool digital yang bervariasi. https://ellaedu.blogspot.com/2020/12/penilaian-formatif-kelas-virtual.html dapat dibaca untuk mempelajari teknik penilaian ini, bisa dilakukan secara online maupun offline.

Menyiapkan pembelajaran tatap muka di bulan Juli nanti diharapkan tetap mengakses digital toods yang digunakan saat pembelajaran jarah jauh dilakukan. Sebab pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini tidak seperti pembelajaran tradisional yang telah setahun ini tidak dilakukan lagi. 50% anak hadir di sekolah dan 50% anak yang lain belajar di rumah. Siapkan pembelajaran yang efektif agar dapat mengakomodir pembelajaran online (belajar di rumah)  dan offline (tatap muka). Blended learning salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengakomodir keduanya. Empat langkah sederhana ini dapat dilakukan :

1.       Siapkan jadwal belajar harian anak. Gunakan choice board untuk memudahkan anak menset pilihan pembelajaran yang akan mereka lakukan secara mandiri.

2.       Siapkan video-video pembelajaran yang dapat diakses anak kapanpun dalam sebuah platform LMS yang mudah. Seperti google classroom, nearpod atau padlet.

3.       Berikan kegiatan yang dapat mengakses keterlibatan anak yang maksimal sehingga mereka senang, tidak bosen karena kegiatannya tidak menantang bagi mereka. Gunakan berbagai metode pembelajaran siswa aktif.

4.       Tetapkan aturan belajar dan terapkan dengan konsisten

Demikian 2 (dua)  tips yang dapat diperhatikan kita sebagai pendidik untuk menyiapkan pembelajaran tatap muka di bulan Juli mendatang, sehingga menghasilkan anak yang senang dan sukses pada pembelajaran mereka dan menjadi salah satu cara yang dapat kita lakukan dalam  mengantisipasi learning loss yang terjadi pada anak-anak kita.