Anak adalah anugrah terindah yang diberikan Allah swt kepada kita orang tua (pendidik), Dititipkan ALlah swt kepada kita pendidikan mereka agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Semua potensi fisik, akal dan ruh yang dimilikinya dapat berguna untuk mereka melewati masa-masa kehidupannya. Sehingga amat pentinglah bagi kita sebagai orang tua (pendidik) memahami aspek-aspek tumbuh kembangnya, sehingga menjadi bekal kita berinteraksi dengan mereka memberikan stimulasi atau intervensi yang tepat untuk mereka tumbuh dan berkembang dengan optimal. Yuk .. kita dalami dan kenali.
Anak baru lahir sampai usia 2 tahun dinamakan masa bayi, disebut newborn untuk usia 0–3 bulan. Masa bayi ini adalah fase anak mendapatkan kasih sayang dari orang tua yang masuk melalui pancaindera bayi mulai senyuman, sentuhan, pelukan, pandangan yang menyejukan, dan perkataan yang lembut dari orang tuanya. Pada usia-usia ini diberikan stimulasi-stimulasi melalui pancaindera tersebut sehingga akan terlihat respon mereka. Dengan sentuhan apakah anak merespon, misalnya saat disentuh pipi seorang anak newborn, maka akan merespon menoleh ke arah datangnya sentuhan. Saat mainan yang menimbulkan bunyi digoyangkan dan muncul suara-suara di dekat mereka, maka akan merespon melihat dari mana datangnya suara tersebut. Berikan senyuman saat bermain dengan mereka, perhatikanlah respon yang mereka berikan. Ada yang merespon tertawa saat kita ajak bercanda, ada yang diam dan ada yang hanya tersenyum. Berikan pelukan di dalam keseharian mereka, saat bangun tidur, saat selesai mandi, saat selesai melakukan suatu yang terpuji, dan saat lainnya yang kita ciptakan untuk menunjukan kasih sayang dari kita, ayah bundanya. Ajarkan kepada mereka mengenali emosi yang sedang mereka alami. Saat mereka berteriak kemudian menangis, maka namakan perasaannya kemudian kenali penyebabnya dan beritahu cara mengatasinya. Peluk kembali mereka dan tatap dengan pandangan yang menyejukkan, ucapkan dengan perkataan yang lembut kepada mereka sehingga mereka tahu bahwa ayah bundanya menyanyangi mereka. Anak yang tumbuh dengan kasih sayang, sesungguhnya kita sedang membantu mereka mencapai tumbuh kembangnya sesuai usia mereka. Kasih sayang ini terus ditunjukkan oleh orang tua (ayah bunda atau guru sebagai pendidik) sampai mereka usia dewasa sangat penting. Dorothy Low Nolte menyebutkan bahwa anak yang dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan cinta dapam kehidupannya.
Piaget menyebutkan tumbuh kembang anak 0–2 tahun pada aspek perkembangan kognitif masuk di tahap perkembangan sensorimotor. Yaitu perkembangan kognitif anak yang dikonstruk atau dibangun berdasarkan adanya interaksi antara lingkungan dengan anak melalui indra maupun fisik anak. Anak berkembang aspek kognitifnya melalui indra melihat, mendengar, menyentuh, bergerak sehingga kemampuannya semakin bertambah sesuai usianya.
Apa sajakah aspek tumbuh kembang masa bayi ini? Mari kita cek beberapa kemampuan yang dicapai anak memasuki usia 2 tahun awal. Sudahkah mereka memiliki kemampuan ini pada setiap aspek perkembangan mereka?
A. Aspek Perkembangan Fisik yaitu (1) dapat berjalan, memanjat dan berlari, (2) dapat berjalan di papan titian, (3) mampu menari mengikuti musik, (4) mampu menendang dan melempar bola, (5) mampu makan sendiri, (6) mampu berjalan cepat, (7) mampu mencorat-coret dengan krayon atau pensil, (8) mampu membolak-balik halaman buku 2–3 halaman dalam sekali waktu, (9) mampu menggelindingkan bola besar dengan tangannya, (10) mampu memegang sesuatu dengan kuat, (11) mampu minum dengan gelas, (12) mencoba menggunakan sendok saat makan,(13) mengambil sesuatu dengan berjongkok, (14) jika sedang terburu-buru, akan beralih dari berjalan ke merangkak
B. Aspek Perkembangan Sosial, yaitu (1) mulai mau bekerjasama saat bermain, (2) bermain paralel (bermain sendiri-sendiri walau dalam satu kelompok), (3) mampu menunjukkan rasa ingin tahu dan semangat saat bersama-sama walau masih tergantung dengan orang dewasa yang menjaganya
C. Aspek Perkembangan Emosi, yaitu (1) masih suka menangis saat berpisah dengan orang yang dekat dengannya, (2) saat marah dan takut sesuatu, masih mencari orang yang dapat memberinya kenyamanan, (3) saat bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya, masih melihat tanda dari orang yang dekat dengannya, (4) masih suka kehilangan kendali saat lelah atau frustasi, (5) mampu menunjukkan sikap empati dengan suara atau menepuk-nepuk, dan dengan berbagi sesuatu
D. Aspek Perkembangan Kognitif, yaitu (1)mengulang-ulang tindakan yang disukainya, (2) mampu menunjukkan benda ketika disebutkan namanya, (3) mengenal beberapa bagian tubuhnya, dan mampu menunjukkannya saat disebutkan, (4) mampu menunjukkan foto dirinya saat diperlihatkan atau saat bercermin, (5) mampu mengetuk-ngetuk lebih dari satu objek, (6) mampu memanipulasi dan mengeksplorasi benda dengan memasukkannya ke mulut, dengan menggerak-gerakannya atau dengan memukul-mukulnya, (7) mampu memilih alat permainan walau masih sering meninggalkannya dan tidak merapikan kembali, (8) mampu menyebut namanya, (9) akan mencari saat mainan kesukaannya tidak ada. Bagaimana kemampuan berbahasanya? Inilah mereka (1) mampu memahami dan mengikuti perintah yang sederhana, (2) mampu mengucapkan nama yang terdiri atas 2 (dua) suku kata, (3) mampu mengucapkan banyak kata, walau baru kata-kata yang menunjukkan nama-nama (benda atau orang), (4) mampu mengucapkan kalimat sederhana, walau hanya terdiri dari 2 kata, (5) mampu meniru ucapan-ucapan yang didengarnya, (6) menyenangi lagu-lagu dan musik,(7) mampu menyanyi walau tidak sempurna.
TIPS UNTUK ORANG TUA (PENDIDIK) :
Setelah orang tua (pendidik) tahu tentang kemampuan anak memasuki usia 2 tahun awal, maka sebaiknya orang tua (pendidik), (1) mengajarkan pada anak nama-nama yang baik dan positif. Seperti menyebutkan namanya dengan jelas, dan merespon perilakunya dengan sebutan ‘pintar, baik, shaleh’ ; ‘anak pintar, anak shaleh (shalehah), anak baik’. Selain itu (2) namakan emosi yang sedang dirasakan yang meliputi emosi sedih, senang, marah, bahagia, kesal, takut, dan seterusnya, agar mereka mengenali emosinya. Saat emosi negatif (sedih, kesal, marah, takut) muncul, maka orang tua (pendidik) segera meresponnya dengan kehangatan sehingga mereka menjadi nyaman kembali karena emosinya diperhatikan dan diakui. (3) Jangan memarahi anak saat mereka meninggalkan mainannya dan tidak merapikan, tapi ingatkan mereka dengan sebuah kebiasaan setelah bermain maka merapikan kembali. Misalnya dengan mengatakan “ hitungan ke 10 waktu bermainnya selesai ya De, kita rapikan kembali setelah itu, OK?” dan lihat respon anak. Saat ia mengiyakan, maka mulailah menghitung. Saat anak masih ingin bermain, maka tunggu sampai ia siap untuk berhenti, dan ulangi lagi mengingatkan mereka dengan hitungan tadi. Saat kita melihat mereka meninggalkan mainannya tanpa merapikan, janganlah kita marah karena memang itulah kemampuan mereka. Teruslah kita mengingatkan mereka sehingga tumbuh kebiasaannya bahwa setelah bermain maka alat-alat mainnya dirapikan dan disimpan kembali ke tempatnya. (4) ajarkan mereka bisa menghafal surat-surat dalam alquran dengan memperdengarkan suara bacaan alquran dari kita orang tuanya atau dari bacaan murattal . Maka saat kemampuan berbicaranya muncul, kata-kata dalam surat alquran yang kita ajarkan akan mudah diucapkan dan dihafal dengan baik karena kata-kata tersebut sudah masuk memory jangka panjangnya. Saat diulangi untuk diucapkan, maka akan cepat dihafal oleh anak kita. (5) berikan waktu membaca buku untuk mereka agar banyak kosa kata yang masuk dalam otak mereka. Sehingga saat kemampuan berbicaranya tiba dimasa-masa 2 sampai 3 tahun akan banyak kalimat yang dihasilkan saat mereka berbicara. Tumbuhkan kepada mereka cinta buku dan cinta alquran.
Selanjutnya anak terus tumbuh seiring waktu kehidupan mereka dan saat masuk usia 2- 7 tahun disebutlah masa anak-anak atau masa thufulah dalam Islam. Perkembangan kognitifnya oleh Piaget dinamakan tahap properasional. Satu fase perkembangan seorang anak pada usia ini dengan ditandai akan kemampuannya menguasai simbol-simbol atau tanda-tanda dan kemampuan intuitif dalam memahami sesuatu yang sifatnya sedikit abstrak. Anak belum bisa memahami konsep angka misalnya dengan hanya menyebutkannya, tapi harus diajarkan dengan material yang konkrit seperti dengan manik-manik. Setelah mereka dapat mengerti kemudian baru dibuat simbol yang merepsentasikan angka tersebut. Nah…dengan memahami konsep tahap praoperasional ini, sebagai pendidik akan tahu pendekatan apa yang tepat diberikan saat membelajarkan mereka tentang konsep baru. Benda-benda kongkrit penting dihadirkan agar mereka dapat memanipulasinya untuk dapat memahami konsep baru tersebut.
Sekarang mari kita cek kemampuan anak pada fase ini meliputi kemampuan apa saja? Untuk anak yang memasuki usia 2–5 tahun, akan terlihat perkembangan kemampuan sebagai berikut :
A. Aspek Perkembangan Fisik, yaitu (1) mampu memakai baju sendiri walau masih harus dibantu, (2) kemampuan berjalan dan melompatnya semakin baik. (3) mampu menaiki anak tangga dengan kaki yang bergantian satu per satu, (4) mampu melompat dengan 1(satu) kaki, (5) mampu melempar bola dengan kuat, (5) bisa mencoba untuk mampu menangkap bola, (6) mampu bermain di sebuah playground dengan lincah, (7) mampu memegang pensil atau krayon dengan ibu jari dan 2( dua) jari lainnya, (8) mampu menggunting kertas dengan gunting secara mandiri, (9) mampu meniru berbagai bentuk dalam gambar, misalnya menggambar lingkaran, (10) mampu ke toilet sendiri, (11) makan sendiri dengan sedikit tumpahan, (12) mau mengikuti toilet training di waktu malam, (12) menyenangi musik sederhana, (13) menyenangi kebiasan-kebiasaan yang rutin (mandi, sikat gigi, cuci tangan, bangun pagi, dst.
B. Aspek Perkembangan Sosial, yaitu (1) menyenangi permainan bersama teman-temannya, (2) ada yang memiliki teman tertentu (kawan mainnya), (3) mampu berbagi, bekerjasama dan menunjukkan keramahan kepada temannya, (4) mampu bermain satu alat permainan, bekerjasama dengan 1(satu) atau 2 (dua) temannya, (5) semakin berkembang kemandirian dan kemampuan sosialnya untuk berinteraksi dengan teman-temannya
C. Aspek Perkembangan Emosi, yaitu (1) mampu menghibur teman yang sedih atau yang terluka, (2) semakin terlihat perilaku yang menunjukkan indentifikasi nya sesuai jenis kelaminnya (perempuan/laki-laki), akan berkelompok dengan teman bermain yang sejenis (3) terkadang menunjukkan agresifitas dalam bermain bersama, (4) senang mendapat pujian dan senang menunjukkan kemampuannya, (5) senang memberikan dan menerima kasih sayang dari orang tuanya
D. Aspek Perkembangan Kognitif, yaitu (1) memahami konsep yang berlawanan (seperti besar dan kecil), dan konsep posisi (seperti awal, tengah, akhir), (2) mampu membangun menggunakan benda-benda seperti puzzle, balok, pasir, tanah liat dan benda cair, (3) mampu membangun menara dengan 8 sampai 10 balok, (4) mampu menjawab pertanyaan sederhana, (5) mampu menghitung 5- 10 benda, (6) mampu menunjukkan rentang perhatian yang lebih lama (15 menit atau lebih), (7) berbicara dengan dirinya sendiri saat bermain permainan dengan alat, (8) mampu mengikuti perintah yang sederhana, (9) mampu mengikuti aturan yang sederhana dan suka menolong, (10) mampu menulis beberapa angka dan huruf, (11) menyukai bermain peran dan memerankan karakter yang bermacam-macam, (12) mampu mengingat pengalaman atau aktifitasnya dengan benar, maka kembangkan dengan ajak anak untuk cerita pengalamannya (13) mampu menghitung benda sesuai dengan angka yang dikenalnya, (14)mampu menceritakan kembali cerita yang baru didengarnya, (15) mampu menyebutkan nama warna-warna sesuai dengan objeknya. Bagaimana dengan kemampuan berbahasanya? Anak yang memasuki usia 2–5 tahun sudah mampu (1) berbicara dengan menggunakan kata-kata yang bervariasi, (2) Banyak bertanya, dan mampu menjawab pertanyaan yang sederhana, (3) Mampu bercerita dan bahkan selalu berbicara seolah tidak bisa dihentikan, (4) mampu berbicara dengan pola yang dilakukan orang dewasa, (5) mengambil bagian dalam percakapan, (6) Senang kelucuan, senang musik, senang cerita, (7) Mampu menunjukkan assertive (ketidaksukaan atau kesukaan) terhadap suatu yang dialaminya
Waktu terus berjalan sampailah mereka usia 5–7/8 tahun (baca : usia 7 akhir dan masa awal usia 8 tahun). Apa sajakah kemajuan dari kemampuan aspek perkembangan mereka?
A. Aspek Perkembangan Fisik, yaitu (1) mampu bergerak dan beraktifitas semakin lincah, dan terkoordinasi gerakannya, (2) mampu bermain semakin sulit tingkatan dan aturannya
B. Aspek Perkembangan Emosi, yaitu (1) semakin menunjukkan kemandirian, (2) membutuhkan perasaan diterima oleh teman-temannya, (3)semakin banyak menggunakan kemampuan berpikirnya, (4) menyukai aktifitas-aktifitas fisik, (5) semakin dapat mengkontrol emosinya kecuali pada situasi tertentu, (6)terkadang muncul kecemasan saat interaksi dengan orang dewasa di sekelilingnya
C. Aspek Perkembangan Sosial, yaitu (1) senang berkelompok dengan seumurannya, (2) mementingkan kepentingan kelompoknya, (3) mulai bergaul dengan lawan jenisnya sesekali
D. Aspek Perkembangan Kognitif, yaitu (1) menunjukkan keterampilan penalaran semakin baik, (2) semakin baik dalam bercakap-cakap, (3) semakin mampu berpikir abstrak ( misalnya berpikir hitung maju dan mundur yaitu mampu menambah dan mengurangi di luar kepalanya, bukan hanya menghitung di atas kertas)
TIPS UNTUK ORANG TUA (PENDIDIK) :
Orang tua (pendidik) dapat mengajarkan kepada anak pada fase ini nilai-nilai islam baik berupa ajaran dalam ibadah dan berperilaku keseharian. Anak ditanamkan keyakinannya akan penciptaNya dengan pengamatan langsung terhadap ciptaanNya bahwa Allah swt yang menciptakan semua yang dilihat dan ditemui dalam aktifitas sehari-hari mereka. Yaitu air, udara, binatang, makanan, tanaman, dan lain-lainnya. Ajarkan mereka berperilaku sesuai dengan nilai-nilai islam. Ajarkan mereka mengerjakan ibadah-ibadah sesuai ajaran islam, yaitu shalat, berpuasa, berinfaq. Kesemuanya dipraktekkan dengan memperhatikan kemampuan-kemampuan di atas.
Contoh mengembangkan kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan sederhana. Bagaimana caranya? Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana dalam mengenal Allah, misalnya siapa yang ciptakan matahari di pagi hari. Siapa yang menurunkan hujan? Mengapa ada siang dan malam? Mengapa turun hujan?
Ajarkan kepada mereka pemahaman akan Allah sebagai Yang Maha pencipta, dan ajak anak untuk mengkisahkannya kembali. Ceritakan peristiwa terjadinya hujan, ajak anak menceritakannya kembali. Kemudian ajarkan anak membaca ayat alqur’an tentang hujan yang Allah turunkan agar tumbuh tanaman, dengan tanaman itu kita makan buahnya, sayurannya. Itulah rizqi yang Allah berikan kepada manusia. Ajaran ketauhidan dan ajaran pembiasaan beribadah sangat penting disampaikan kepada anak-anak di fase ini. Sehingga memasuki fase berikutnya anak dapat membedakan yang baik dan yang buruk karena kemampuan nalarnya semakin meningkat.
Seringlah ajak mereka mengamati sesuatu hal yang baru, dan dorong mereka untuk dapat mengajukan pertanyaan tentang suatu tersebut. Dengan demikian semakin banyaklah pengetahuan baru tentang lingkungannya yang diketahui anak. Perhatikan aspek perkembangan di atas, agar kita dapat memberikan pendekatan yang tepat dalam menumbuhkembangkan mereka sesuai dengan usianya ini.