Selasa, 31 Oktober 2017

Pembelajaran sosial (Bagian Kedua)


PEMBELAJARAN SOSIAL (Bag kedua)


PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN SIKAP YANG DIBANGUN PADA PEMBELAJARAN SOSIAL

A.      PENGETAHUAN

Pembelajaran sosial membelajarkan anak sense of history, dimana anak mengenal sejarah masa lampau kemudian mereka dibuat seolah berada pada peristiwa  sejarah tsb. Anak  tahu bahwa  peristiwa saat ini mempunyai hubungan dengan sebuah peristiwa sejarah masa lampau. Sehingga akan muncul sikap menghargai sejarah masa lampa. Bagiaman caranya yaitu  melalui presentasi tentang peristiwa faktual sejarah masa lampau, kemudian melalui mempelajari bibliography tokoh-tokoh  terkenal seperti presiden,  para pahlawan atau tokoh-tokoh dunia . Selain itupun  mereka dapat diberikan tugas membaca fiksi-fiksi sejarah.  
Konsep Geografi pada pembelajaran sosial mendorong anak agar memiliki koneksi ruang dan tempat mereka tinggal, lingkungan terdekat sampai pada lingkungan yang lebih luas. Mengenal lokasi daerahnya, negaranya bahkan di bagian dunia mana mereka berada.  Melalui pembelajaran perlu dibangun sikap menghargai terhadap lingkungan fisiknya dimana mereka tinggal serta budaya di sekelilingnya serta  bagaimana mereka bisa memanfaatkan sumber-sumber  di lingkungannya untuk kemajuan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Konsep anthropology dan sosiologi pada pembelajaran sosial mengajarkan anak pengetahuan dan pemahaman bahwa budaya yang beragam di masyarakat sekitar mereka maupun secara global terus berkembang dengan pesatnya. Mereka diajarkan untuk mengenal bahwa setiap budaya yang mereka temui memiliki kontribusi dalam eksplorasi sistem nilai yang terjadi di masyarakatnya. DI skala global dikenal ras dan ethnic group yang persoalannya  cukup kompleks. Namun dengan aktifitas pembelajran sosial yang baik perencanaan dan strukturnya,  maka dapat membangun sikap yang positif  pada diri anak dalam memandang persoalan  tersebut.
Selain hal di atas, konsep sosiologi, juga ekonomi dan politik dapat menjadikan anak memahami tentang sebuah institusi (lembaga) yang ada di masyarakatnya. Mereka belajar tentang peran mereka dalam sebuah kelompok masyarakat. Pada pembelajaran ekonomi anak tahu tentang konsep profesi (pekerjaan), konsep produksi, konsep konsumsi. Konsep ini perlu dibangun kuat dan powerful ke anak, dan juga perlu dibangun keterampilan berpikir kritis melalui ini. Konten ekonomi di masa-masa Sekolah Dasar dibelajarkan melalui cara menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa yang dekat mereka, seperti kegiatan membeli, menjual, transaksi saat terjadi jual beli di sekitar mereka, proses produksi makanan, minuman atau sebuah benda yang mereka lihat di sekitar mereka juga cara melayani pembelinya, serta keaslian material yang digunakan dan terlihat di sekitar mereka.

B.      KETERAMPILAN

Keterampilan yang sangat primer diajarkan pada pembelajaran sosial adalah keterampilan membaca map, globe, terutama penggunaan kata-kata untuk mengenal tempat (lokasi) serta konsep arah, Kemudian keterampilan – keterampilan lainnya yang dapat meningkatkan keterampilan belajar anak  keterampilan   membuat keputusan dan keterampilan untuk  meningkatkan kompetensinya, keterampilan sebagai warga negara yang memilki disiplin yang tinggi. Keterampilan-keterampilan  tersebut  diajarkan melalui pembelajaran sosial, sebab keterampilan tersebut sangat bermakna dan dapat membawa  banyak manfaat pada anak.  Kemudian keterampilan komunikasi seperti keterampilan menulis dan berbicara yang akan lebih powerfull jika diajarkan melalui pembelajaran sosial. Saat anak  melakukan kegiatan penelitian, dibangun keterampilan mengumpulkan, mengorganisasikan dan menginterpretasikan  data. Kemudian juga dibangun keterampilan berpikir yaitu membuat hipotesa, membandingkan, menyimpulkan. Selain itu dibangun keterampilan membuat keputusan yaitu dengan membuat berbagai alternative dan konsekuensinya,  Keterampilan interpersonal juga akan dilatihkan, seperti melihat berbagai pandangan orang lain, menerima tanggungjawab, menyelesaikan konflik. Utamanya juga adalah keterampilan membaca seperti membaca gambar, buku,  peta/denah, table dan grafik.
Untuk membangun keterampilan sebagai warga negara yang memahami tentang kehidupan demokrasi, maka anak harus mampu memiliki keterampilan berpikir kritis terhadap  masalah-masalah yang terjadi di masyarakatnya, lingkungan terdekatnya, dan bahkan masalah-masalah global yang terjadi saat ini. Seorang guru perlu mengatur  kelas mereka  agar mereka dapat mendisplay pengumpulan data-data, dapat mendiksuksikannya serta bebas mengutarakan pendapatnya tentang alasan terjadinya masalah tersebut.  Kemudian ada lagi keterampilan yang lain yaitu keterampilan membuat keputusan melalui pembelajaran kelompok.
Kenyataan memperlihatkan  bahwa teknologi terus berkembang dengan pesat sehingga menimbulkan berbagai perubahan dalam sebuah masyarakat. Nah .. pembelajaran sosial diharapkan dapat membangun keterampilan kepada anak sehngga mereka mampu menghadapi perubahan-perubahan tersebut.

C . SIKAP

Memahami dan memiliki sikap seperti  menghargai, adil, jujur, disiplin dan nilai-nilai demokrasi lainnya lebih mudah dibelajarkan ke anak SD dengan menghubungkan pada kehidupan terdekat mereka, yaitu keluarga, kelas, dan lingkungan  sekitarnya. Sehingga ketika mereka bisa mengaplikasikan sikap-sikap tersebut di lingkungan terdekat mereka maka akan lebih mudah mereka nanti mengaplikasikan sikap tersebut  secara global, sebagai warga negara dan sebagai warga  dunia.
Warga negara yang beragam suku, budaya, bentuk fisik dan warna kulit juga dapat diajarkan ke mereka sehingga mereka dapat menerima perbedaan tersebut dan saling menghargai. Melalui pengajaran konsep bahwa  setiap diri itu  unik, mengenal diri dan orang lain dengan kesamaan dan keberbedaannya dapat membangun konsep diri yang positif pada anak. Kegiatan berbagi rasa dan perhatian kepada anak lain dapat membelajarkan mereka saling menyayangi, saling peduli dan saling menghargai. Mereka memahami bahwa mereka perlu melakukan kontribusi yang positif untuk lingkungannya dan orang-orang disekitarnya.
Pada pembelajaran sosial dibangun sikap rasional, sikap kemanusiaan, sikap partisipasi, dan sikap efektif lainnya sebagai anggota masyarakat yang berdemokrasi.  Sikap ini dapat muncul  saat anak memiliki semangat keingintahuan yang tinggi tentang lingkungan sekitarnya dan saat anak memiliki sikap positif dalam belajar baik di kelas maupun dimana saja mereka berada.

Diterjemahkan dari :
Social Studies for Early Childhood and Elementary School Children: Preparing for the 21st Century     A Report from NCSS Task Force on Early Childhood/Elementary Social Studies                          
Approved by NCSS Board of Directors, June 1988


Sabtu, 21 Oktober 2017

Pembelajaran Sosial (Bagian Pertama)





Pembelajaran Sosial : Mempersiapkan Skill Abad 21

Tujuan pembelajaran sosial untuk siswa  diharapkan mampu menjadikan mereka warga negara yang aktif dan bertanggung jawab serta mampu menjaga kehidupan dekmokratis  di negara ini. Seperti yang termaktub pada tujuan pendidikan  nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pembelajaran ini sudah dimulai sejak  jenjang pendidikan mulai TK-SD kemudian dilanjutkan di jenjang SMP-SMA.  Knowledge, skill dan attitude merupakan ranah perkembangan anak yang dibangun melalui pembelajaran sosial. Kelas mereka cerminan dari sebuah gambaran masyarakat. Mereka saling berinteraksi dengan teman, guru dan orang dewasa lainnya. Di dalamnya mereka mengenal aturan dan bagaimana mereka mematuhi aturan yang telah disepakatinya. Jika terjadi konflik, bagaimana mereka menyelesaikan permasalahan konflik tersebut melalui diskusi dan musyawarah yang dibangun oleh guru di kelas tersebut, merujuk pada aturan tertulis yang telah diketahui bersama.

Lihatlah…..sungguh ini merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat yang lebih besar lagi. Mereka belajar berdemokrasi secara tidak langsung, mereka membuat aturan, mereka mematuhi aturan, mereka bermusyawarah untuk menyelesaikan konflik dan mereka bermusyawarah untuk mengambil keputusan. Tanpa latihan dan pemahaman yang diberikan melalui pembelajaran sosial,  maka knowledge, skill dan attitude tidak secara otomatis mereka miliki saat mereka lulus dari jenjang pendidikan tersebut.

Pembelajaran sosial  meliputi ilmu-limu sosial (politik, ekonomi, budaya) dan history sebuah  masyarakat masa lalu, saat ini dan yang akan datang. Anak dibekali pengetahuan dan pemahaman tentang masa lalu agar mereka dapat selaras dalam menjalankan kehidupan pada masyarakat saat ini dan mampu merencanakan kehidupan masa depannya. Anak dibekali pengetahuan tentang  tentang negaranya bahkan tentang kehidupan dunia, serta dibekali keterampilan dan attitude  agar mereka dapat  berpartisipasi secara aktif  serta mampu mengkontribusikan dirinya untuk orang lain, di bidang sosial, ekonomi, maupun politik.
Pembelajaran sosial hendaknya bisa menjadikan anak mampu berpikir kreatif,  penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan  serta mampu membaca kondisi sosial di sekelilingnya, memberikan opini tentang issue yang muncul serta memberikan sebuah judgement tentangnya. Mereka dapat berpikir  kritis.

Dengan demikian melalui  pembelajaran sosial, anak dibangun menjadi warga negara yang partisipatif dan bertanggung jawab di lingkungan terkecil, kelasnya,  keluarganya, masyarakatnya, negaranya bahkan perannya sebagai warga dunia.
Menjadikan anak  aktif, punya keingintahuan, serta tahu akan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhannya tentang sebuah infromasi  serta punya keterampilan  belajar,  dapat dilatih dan diperkaya  pada pembelajaran sosial. Selain itu,  keterampilan- keterampilan tersebut juga  diperlukan untuk memproses infromasi  sehingga mereka mampu menganalisanya dan membuat generalisasi serta mampu memadukan informasi baru  menjadi sebuah pengetahuan.  Mereka mengalami sebuah proses belajar.